Pembaruan perangkat lunak (software) yang salah telah memicu kekacauan teknologi di seluruh dunia pada Jumat (19/7), menyebabkan penerbangan terhenti, beberapa perusahaan keuangan dan kantor berita mogok, serta mengganggu rumah sakit, usaha kecil, dan kantor pemerintah.
Luasnya gangguan jaringan sistem informasi di seluruh dunia ini menyoroti kerapuhan dunia digital yang hanya bergantung pada beberapa penyedia layanan komputasi utama.
Masalah tersebut dipicu oleh pembaruan yang dikeluarkan oleh perusahaan keamanan siber CrowdStrike dan hanya memengaruhi pelanggannya yang menggunakan Microsoft Windows, sistem operasi paling populer di dunia untuk komputer pribadi. Menurut CrowdStrike, gangguan massal ini bukan hasil peretasan atau serangan siber, yang juga telah meminta maaf dan mengatakan perbaikan sedang dilakukan.
Sistem komputer sektor bisnis dan pemerintah di seluruh dunia mengalami gangguan selama berjam-jam — monitor komputer mereka menyala biru dengan pesan kesalahan — dan mereka bergegas untuk mengatasi dampaknya. CEO CrowdStrike mengatakan bahwa beberapa sistem mereka akan memerlukan perbaikan manual yang memakan waktu.
Ribuan penerbangan terpaksa dibatalkan dan puluhan ribu penerbangan tertunda, yang mengakibatkan antrean panjang di bandara-bandara di AS, Eropa, Asia, dan Amerika Latin.
Maskapai-maskapai penerbangan kehilangan akses ke layanan check-in dan pemesanan tiket di tengah musim perjalanan musim panas. Menjelang sore hari waktu AS bagian timur, situasi yang terburuk tampaknya sudah berakhir, meskipun masih ada beberapa pembatalan dan penundaan penerbangan yang tersisa karena efek berjenjang dari gangguan komputer tersebut.
Beberapa stasiun TV lokal di AS dilarang menayangkan berita pada Jumat (19/7) pagi, dan beberapa pemerintah negara bagian dan lokal melaporkan masalah di pengadilan, departemen kendaraan bermotor, badan pengangguran, pusat panggilan darurat, dan kantor-kantor lainnya, tetapi seiring berjalannya hari, banyak sistem kembali normal.
Rumah sakit yang terkena dampak mengalami masalah dengan sistem janji temu, yang memaksa mereka untuk menangguhkan kunjungan pasien dan membatalkan beberapa operasi.
Misalnya, Alison Baulos yang menginformasikan bahwa operasi jantung ayahnya yang berusia 73 tahun di Paducah, Kentucky, dibatalkan pihak rumah sakit pada Jumat pagi karena gangguan teknologi informasi, membuat keluarganya takut dan khawatir.
“Hal itu benar-benar membuat Anda menyadari betapa kita bergantung pada teknologi dan betapa menakutkannya hal itu,” kata Baulos dalam sebuah wawancara. Ia mengatakan ayahnya sedang menunggu di Rumah Sakit Baptis untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pesan telepon yang ditinggalkan di rumah sakit tersebut tidak segera dibalas.
American Express mengatakan bahwa pihaknya mengalami sejumlah kendala untuk memproses transaksi, sementara TD Bank menanggapi keluhan daring dengan mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya memulihkan kemampuan nasabah untuk mengakses akun mereka.
Di tempat lain, orang-orang mengalami ketidaknyamanan kecil, termasuk kesulitan memesan terlebih dahulu di Starbucks, yang menyebabkan antrean panjang di beberapa toko jaringan waralaba gerai kopi tersebut.
Di Times Square, New York City, tepat sebelum pukul 00.30, layar “pemulihan” biru yang muncul di laptop tampak di beberapa papan reklame elektronik raksasa. Beberapa papan reklame raksasa tampak gelap pada Jumat sore.
Peringatan tentang kerentanan sistem informasi global
Pakar dunia maya James Bore mengatakan kerusakan nyata akan terjadi. “Semua sistem ini menjalankan perangkat lunak yang sama,” kata Bore. “Kami telah membuat semua alat ini tersebar luas sehingga ketika terjadi kesalahan yang tak terelakkan — dan itu akan terjadi, seperti yang telah kita lihat — semuanya akan menjadi salah dalam skala besar.”
Kepala badan keamanan teknologi informasi Jerman, Claudia Plattner, mengatakan, “Kami tidak dapat mengharapkan solusi yang sangat cepat.”
Sulit membuat perkiraan kapan semua sistem akan aktif dan berjalan, tetapi “tidak akan memakan waktu lama,” tambahnya.
CrowdStrike mengatakan dalam rekaman di saluran layanan pelanggannya bahwa masalah tersebut terkait dengan “sensor Falcon,” yang merujuk pada salah satu produknya yang digunakan untuk memblokir serangan daring. Perusahaan tersebut mengatakan memiliki 29.000 pelanggan.
Dalam sebuah wawancara di “Today Show” NBC, CEO CrowdStrike George Kurtz meminta maaf, dengan mengatakan bahwa perusahaan “sangat menyesal atas dampak yang telah kami timbulkan kepada pelanggan, wisatawan, dan siapa pun yang terkena dampak ini, termasuk perusahaan kami.
“Kami tahu apa masalahnya” dan sedang berupaya memperbaikinya, kata Kurtz. Namun, ia mencatat bahwa hal itu dapat memakan waktu “beberapa saat” bagi pelanggan tertentu, terutama mereka yang tidak memiliki keahlian internal.
Meskipun pembaruan CrowdStrike dilakukan secara otomatis, perbaikannya memerlukan pekerjaan langsung seperti menghapus file yang rusak, yang dapat memakan waktu berhari-hari atau lebih lama bagi beberapa pelanggan, kata Allie Mellen, seorang analis di perusahaan IT Forrester.
“Mengingat CrowdStrike memiliki banyak pelanggan, banyak pelanggan Fortune 500, dan mereka mungkin memiliki jutaan [komputer] yang dikelola, hal ini menyebabkan masalah yang lebih besar,” kata Mellen. “Ini akan menjadi proses yang panjang dan sulit.”
Di Alaska, sistem pengadilan negara bagian kembali berfungsi setelah perbaikan yang memakan waktu 12 jam penuh, menurut juru bicara Rebecca Kofort. Di Iowa, Gubernur Kim Reynolds mengatakan sistem teknologi penting negara bagian itu sudah aktif dan berjalan lagi pada tengah hari.
Saham CrowdStrike, yang berkantor pusat di Austin, Texas, berakhir dengan penurunan lebih dari 11 persen pada akhir perdagangan Jumat. Harga saham Microsoft turun kurang dari 1 persen.
Meskipun dampak pemadaman itu dapat dirasakan jauh dan luas, perusahaan proyeksi ekonomi, Capital Economics, mengatakan kemungkinan dampaknya terhadap ekonomi dunia hanya kecil.
Pakar keamanan siber mengatakan mereka yang terdampak pemadaman juga perlu waspada terhadap pelaku kejahatan yang menghubungi dengan mengklaim dapat membantu. “Penyerang pasti akan memangsa organisasi sebagai akibat dari ini,” kata analis Eric Grenier dari konsultan manajemen Gartner.
Dalam surat kepada pelanggan yang diunggah di situs web CrowdStrike, Kurtz mengatakan pemadaman itu tidak memengaruhi sistem Falcon atau pemindaian keamanannya.
Perjalanan udara tertunda di seluruh dunia
Sebagian besar maskapai penerbangan mengaitkan masalah tersebut dengan sistem pemesanan mereka. Ribuan penerbangan terdampak di AS saja, meskipun menjelang pagi di Pantai Timur, maskapai penerbangan mengatakan mereka mulai mengurangi masalah dan melanjutkan beberapa layanan. Namun, butuh waktu untuk membersihkan sistem tersebut.
Di bandara internasional Minneapolis-Saint Paul, Sarah Schafer tertunda menghadiri pesta ulang tahun sepupunya yang ke-50 di Florida. Ia telah menunggu di bandara selama hampir tiga jam tanpa ada tanda-tanda kapan penerbangannya bisa dipesan ulang.
“Saya seperti terlihat tenang,” kata Schafer, yang menggunakan tongkat karena cedera pergelangan kaki. “Tetapi rasa amarah saya mungkin akan keluar,” tukasnya memendam rasa jengkel atas gangguan sistem informasi di bandara ini.
Maskapai penerbangan dan kereta api di Inggris mengalami waktu tunggu yang lama, dan bandara di seluruh Eropa menangguhkan pendaratan atau lepas landas selama beberapa jam karena kesulitan dalam memeriksa penumpang.
Saskia Oettinghaus, anggota tim selam Olimpiade Jerman, termasuk di antara mereka yang terjebak di Bandara Berlin.
“Kami sedang dalam perjalanan ke Paris untuk Olimpiade dan sekarang kami terhenti di sini untuk sementara waktu,” kata Oettinghaus.
Di kota pantai Cancun, Meksiko, tujuan wisata utama di pantai Karibia, pemerintah negara bagian mengatakan ada 24 pembatalan dan 100 penerbangan tertunda. Beberapa pelancong mencoba untuk meramaikan penantian panjang itu dengan menyanyikan lagu tradisional Meksiko “Cielito Lindo,” sementara sebuah band yang juga terdampar sedang bermain di bandara Cancun.
‘Layar biru kematian’
Di Australia, kantor berita nasional — termasuk ABC dan Sky News Australia — tidak dapat menyiarkan selama berjam-jam. Beberapa pembawa berita mengudara dari kantor yang gelap, di depan komputer yang menampilkan layar “error” warna biru.
Di AS, KSHB-TV di Kansas City, Missouri, menayangkan Scripps News alih-alih berita lokal hingga sekitar pukul 05.35 pagi, kata stasiun itu di situs webnya. Stasiun lokal lain yang dimiliki Scripps melaporkan masalah serupa, meskipun juru bicara Scripps Michael Perry mengatakan Jumat pagi bahwa 90 persen stasiun dapat menayangkan berita lokal.
Rumah sakit di berbagai negara juga melaporkan masalah.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris mengatakan pemadaman listrik menyebabkan masalah di sebagian besar kantor dokter karena sistem janji temu dan catatan pasien terpengaruh.
Di Mass General Brigham, sistem perawatan kesehatan terbesar di Massachusetts, semua operasi, prosedur, dan kunjungan medis yang tidak mendesak dibatalkan pada hari Jumat karena pemadaman listrik, menurut seorang juru bicara.
Beberapa pengiriman internasional juga terganggu.
Pusat peti kemas utama di pelabuhan Baltik Gdansk, Polandia, mengatakan sedang berjuang mengatasi masalah ini. Dan di pelabuhan kembar Los Angeles dan Long Beach, terminal laut terdampak, meskipun pemadaman listrik tidak menyebabkan gangguan yang signifikan. [pp/ft]
Sumber : https://www.voaindonesia.com/a/pembaruan-software-kacaukan-operasi-sistem-windows-di-seluruh-dunia/7705530.html